Selasa, 26 Januari 2016

Oh indahnya berbagi



FARMAKOTERAPI
Jum’at, 29 Januari 2016 pukul 09.00 WIB

Menghadapi UAS pada semester Ketiga di UTA’45 ini, salah satu ujian yang harus dihadapi adalah Ujian Farmakoterapi yang diampu dosen Yelfi Anwar, S.Farm,M.Farm, Apt. Untuk memudahkan menjawab soal tersebut dirangkumlah pertanyaan sekaligus dengan kemungkinan jawaban yang tepat agar memudahkan teman-teman untuk belajar. Banyaknya soal sehingga susah untuk menghapalnya membuat saya menyusun jawaban untuk soal-soal yang kemungkinan besar keluar pada saat ujian nanti tetapi tetap mencantumkan poin-poin penting untuk jawaban soal-soal lainnya.
“If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough” tapi untuk dosen yang satu ini yang penting jawabannya banyak.
Berikut pertanyaan dan jawabannya!
1.       Jelaskanlah Etiologi, Patofisiologi, Gejala Klinik, Prinsip pemilihan obat yang rasional, pilihan terapi dan mekanisme kerjanya dari penyakit-penyakit berikut ini:
  • Diare dan Konstipasi
  • Peptic ulcer
  • Asma
  • Penyakit Paru obstruktif kronis
  • DM
  • Rhematoid arthritis
  • Osteoarthritis
  • Gout/Asam Urat
  • TBC
  • Meningitis
  • Hepatitis
  • Herpes
  • HIV
2.      Jelaskan perbedaan ketiga jenis penyakit arthritis?
3.      Jelaskan prinsip pencegahan resistensi dan super infeksi pada penyakit TBC, Meningitis, Hepatitis, Herpes dan HIV?
JAWABAN
1.      (INTRO) Sepertinya tidak semua akan menjadi soal pada UAS kali ini, karena tentang artritis akan dibahas pada soal nomor dua dan tentang infeksi dibahas pada soal nomor 3 maka kemungkinan soal akan keluar pada nomor satu adalah kecil, meski tidak menutup kemungkinan. Diare, konstipasi dan peptic ulcer berkaitan dengan masalah percernaan, salahsatunya ada yang keluar. Karena diare dibagikan materinya dari dosen kemungkinan besar itu yang menjadi soal. Jika sudah menguasai materi diare, pemahaman konstipasi jauh lebih mudah, kemungkinan keluar sebagai soal juga besar. DM pernah diseminarkan oleh Prof. Syed Azhar dari Malaysia, hampir pasti menjadi soal ujian. PPOK dan asma berkaitan dengan pernafasan, asma lebih umum dan sering disinggung dalam perkuliahan, kemungkinan keluar sebagai soal ujian.

Yang penting jawabannya banyak, namun tetap tidak melupakan kaidah penulisan yang tepat serta mencakup esensi jawabannya sehingga kira-kira jawabannya adalah sebagai berikut:

Secara etiologi DIARE disebabkan oleh adanya infeksi mikroorganisme, malabsorbsi atau adanya alergi terhadap makanan tertentu. Patofisiologi diare diawali oleh adanya abnormalitas pada usus. Secara alami, usus melakukan gerakan peristaltik, yaitu gerakan teratur memeras sari pati makanan agar diserap oleh tubuh. Gerakan ini menyebabkan ampas makanan terdorong ke belakang sebagai feses, karena abnormalitas usus, gerakan peristaltik menjadi semakin cepat. Akibatnya frekuensi pengeluaran feses juga ikut meningkat bersama air. Abnormalitas ini bisa terjadi karena racun dari makanan atau minuman, makanan yang mengiritasi, misalnya terlalu pedas atau adanya infeksi mikroorganisme. Kuman penyebab infeksi bisa bermacam-macam, yang paling sering adalah Escherichia coli. Kuman ini sebenarnya merupakan kuman normal tubuh namun akan menyebabkan diare apabila menjadi ganas dan populasinya melebihi normal.
Gejala klinis yang ditimbulkan berupa peningkatan frekuensi pengeluaran feses dalam sehari lebih dari 3 kali, feses menjadi cair, penderita mengalami dehidrasi hebat dengan tanda-tanda haus hebat, mulut kering dan kulit kering, tidak berkemih atau berkemih sedikit sekali bahkan jika parah ada darah di dalam tinja. Karena penyebab diare yang bermacam-macam maka prinsip pemilihan obat yang rasionalnya adalah dengan melakukan pengobatan tergantung dari penyebabnya. Pilihan terapi yang dapat diambil adalah dengan menggunakan obat golongan adsorben apabila penyebab diare adalah suatu bahan yang mengiritasi usus karena mekanisme kerja obat adsorben adalah menyerap kuman dan toksin untuk dikeluarkan bersama tinja. Contoh obatnya yaitu karbon aktif, attapulgit dan kaolin, terkadang dikombinasikan dengan pektin karena dapat memperpadat feses.
Jika diare disebabkan infeksi berat biasanya obat golongan absorben saja tidak cukup. Tentu harus menggunakan obat yang bisa membunuh bakteri, contohnya antibiotik. Kemudian ada obat yang bekerja menghambat gerakan peristaltik usus dan meningkatkan penyerapan kembali cairan di usus besar. Contohnya loperamid. Oleh karena cara kerjanya demikian maka tidak rasional jika loperamid digunakan untuk obat diare akibat infeksi atau toksin dari makanan atau minuman karena jika gerakan usus dihambat, kuman tersebut justru tertahan di saluran cerna dan tidak bisa dikeluarkan. Keadaan ini justru lebih berbahaya dari mencretnya itu sendiri.

Secara etiologi  KONSTIPASI atau sembelit adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya gangguan saluran pencernaan yang mengakibatkan seseorang mengalami susah buang air besar. Patofisiologi konstipasi berkaitan dengan pola hidup sehari-hari. Kurang bergerak, kurang serat dan cairan, kebiasaan menunda BAB dapat menyebabkan feses tertahan di usus besar  lalu volumenya membesar dan menjadi kering sehingga memblokade jalan di usus besar. Akibatnya antrian feses akan tertahan lama dan menyebabkan sembelit. Gejala klinis sebagai ukuran yang mudah adalah seperti seminggu hanya sekali BAB, tinja keras sampai harus mengejan kuat saat BAB.
Prinsip pemilihan obat yang rasional penanganan harus segera dilakukan agar tidak berkembang menjadi wasir, infeksi atau kanker kolon. Karena berkaitan dengan gaya hidup maka perlu adanya perbaikan gaya hidup seperti konsumsi cukup serat, minum cukup air putih, biasakan aktif bergerak dan tidak menunda BAB. Adapun jika mengubah pola hidup masih tetap menyebabkan sembelit maka diperlukan obat sembelit. Pilihan terapinya bisa berupa suplemen serat bila kekurangan serat, atau obat pelicin/pelunak bila suplemen tidak bisa mengatsinya. Pelicin/pelunak ini mekanisme kerjanya adalah membuat dinding anus menjadi licin sehingga feses mudah keluar atau membuat feses menjadi lunak. Obatnya bisa berbentuk supositoria atau cairan kental yang dimasukkan ke dalam anus yang disebut enema. Contohnya parafin cair, gliserin, sorbitol, PEG ataupun garam Inggris. Bisa juga menggunakan stimulan motilitas usus yang bekerja merangsang pergerakan usus agar mudah mengeluarkan antrian feses yang banyak. Contoh obatnya adalah bisakodil.

Secara etiologi ASMA disebabkan oleh adanya gangguan pada aliran pernafasan yang menyebabkan seseorang mengalami sesak nafas. Patofisiologi asma tidak diketahui pasti, namun diduga penyebabnya adalah kombinasi antara faktor lingkungan dan faktor genetik. Pada serangan asma penderita mengalami sesak nafas karena saluran napasnya menyempit atau membengkak. Pencetusnya bisa berupa ISPA, radang tenggorok, naiknya cairan lambung ke kerongkongan akibat sakit maag berat, alergi, misalnya alergi debu, bulu hewan, seafood dan sebagainya, bisa juga adanya iritasi pada asap rokok, uap kimia, pengharum ruangan, parfum dan sebagainya. Gejala klinik yang dialami penderita berupa sesak nafas dan serangan seperti flu, batuk, pilek atau radang tenggorok. Karena banyaknya kemungkinan pencetus asma penderita sebaiknya punya catatan harian untuk melacak pencetusnya. Sehingga prinsip pemilihan obatnya adalah menghindari pencetusnya agar tidak selalu menggantungkan diri pada obat, karena lama kelamaan obatnya menjadi kurang ampuh. Pilihan terapi bisa dipilih berupa latihan pernafasan, yoga, atau relaksasi dengan aromaterapi dan tentu saja menghindari pencetusnya. Namun, terapi non medis tidak menggantikan obat melainkan sebagai terapi pelengkap/komplementer. Adapun pilihan obat untuk asma ada dua, yaitu pertolongan pertama dan untuk mencegah kekambuhan. Untuk pertolongan pertama obat hirup atau obat semprot memiliki daya kerja yang cepat karena mekanisme kerjanya langsung dihirup paru-paru dan menuju target, otot saluran nafas atas. Efek sampingnya pun kecil daripada obat minum karena obat minum masuk ke dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh, tidak hanya saluran nafas. Contoh obat ini adalah teofilin, aminofilin da salbutamol. Sementara untuk mencegah kekambuhannya bisa menggunakan tablet salmetanol dan formoterol yang punya masa kerja hingga 12 jam atau tiotropium yang punya masa kerja 24 jam sehingga satu dosis memberi perlindungan sehari semalam. Namun, harus diingat obat asma hanya meredakan gejala dan mencegah serangannya. Yang lebih menentukan adalah sistem pertahanan tubuh kita sendiri.

Secara etiologi DM dibagi menjadi dua tipe berdasarkan penyebabnya. DM tipe pertama disebabkan adanya kerusakan sel beta pankreas yang biasanya menyebabkan defisiensi absolut insulin bisa juga diperantarai oleh sistem imun. DM tipe dua disebabkan karena insulin yang diproduksi relatif tidak mencukupi kebutuhan insulin sehingga tubuh selalu kekurangan insulin sementara insulin ini dibutuhkan oleh tubuh untuk mengirimkan pesan pada sel-sel lainnya di tubuh untuk mengambil glukosa dari darah dan mengubahnya menjadi energi. Patofisiologi DM tipe 1 terjadi karena ketidakmampuan sel beta pankreas memproduksi insulin mengakibatkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat. Sementara pada DM tipe 2 jumlah insulin bisa saja normal atau bahkan lebih namun jumlah reseptor (penangkap) insulin dipermukaan sel kurang. Reseptor insulin diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel, artinya jumlah lubang kuncinya kurang sehingga meskipun anak kuncinya banyak tetapi karena reseptornya tidak ada atau kurang maka glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan energi dan kadar glukosa dalam darah meningkat.
Gejala klinis yang biasanya timbul berupa penurunan berat badan yang drastis, banyak kencing (polyuria), sering haus dan lapar atau gejala lain seperti penyembuhan luka yang lambat, gatal-gatal dan pandangan kabur. Prinsip pemilihan obat yang rasional adalah yang memiliki tujuan untuk mengembalikan konsentrasi glukosa darah menjadi senormal mungkin, mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi. Pilihan terapi untuk DM tipe 1 dengan menggunakan insulin sambil memonitor gula darah dalam tubuh. Perawatan yang terus berlanjut, kedisiplinan untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang dijalankan serta adanya penyesuaian gaya hidup agar terhindar dari komplikasi penyakit. Untuk DM tipe 2 dibutuhkan obat-obatan yang dapat mengatur keseimbangan kadar gula darah seperti metformin yang mekanisme kerjanya adalah mengurangi kadar gula darah. Karena gula darah yang tinggi diharapkan metformin akan menurunkan gula darah agar gula darah dalam tubuh kembali normal. Obat lain seperti sulfonilurea juga diperlukan unuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas. Obat golongan ini seperti glibenklamid dan glimepirid. Namun tetap saja obat-obatan bukanlah pilihan tepat untuk semua jenis diabetes, terapi penyuntikan insulin tetap pilihan terbaik. Selain itu penyesuain gaya hidup juga diperlukan agar memperlambat terjadinya atau bahkan menghilangkan komplikasi penyakitnya.

Udah dirangkum juga masih banyak aja yak....
Tapi seperti yang diutarakan pada paragraf awal bahwasanya yang penting jawabannya banyak dan kemungkinan besar yang sebaiknya dikuasai adalah diare, konstipasi, asma dan DM namun jangan lupakan pula penyakit lainnya. Berikut ini kata kunci yang sebaiknya diingat agar nanti ketika ujian mudah menuliskan paragraf yang banyak dalam menjawab soal. Ingatkan yang penting apa?

Penyakit
Etiologi
Patofisiologi
Gejala
Prinsip
Terapi
Mekanisme
Diare
Abnormalitas usus, makanan terlalu pedas, infeksi E. Coli
Gerakan peristaltik usus cepat
BAB lebih dari 3 kali sehari, dehidrasi
Kenali penyebab terjadinya diare
Adsorben (kaolin, attapulgit), antiinfeksi (antibiotik), penghambat gerakan usus (loperamid)
Menyerap kuman keluar bersama feses, menghambat gerakan peristaltik
konstipasi
gangguan saluran pencernaan
Adanya antrian feses di usus yang tertahan lama keluar
BAB seminggu sekali, tinja keras
Atasi segera agar tidak wasir, kanker kolon
Suplemen serat, banyak minum air putih, pelicin atau pelunak, stimulan motilitas usus
Menjadikan dinding anus licin agar feses mudah keluar
Peptic ulcer
Ketidakseimbangan lambung, adanya Perusak mukosa kuat, pertahanan mukosa lemah
Ketidak seimbangan terjadi karena adanya H. pilori
Perih lambung, nyeri lambung, perut penuh, kembung
awasi makanan dan interaksi obat NSAID
Antasida, antikembung, simetidin, ranitidin, domperidon
Menetralkan asam lambung, mencegah masuknya gas atau perut terasa penuh
Asma
Gangguan aliran pernafasan
Pencetus asma (alergen, asam lambung meningkat) mengganggu aliran pernapasan
Sesak napas, batuk, flu, pilek
Hindari pencetus asma, tidak menggantungkan diri pada obat
terapi relaksasi dan pelatihan nafas, salbutamol, teofilin, formoterol, tiotropium
Diserap paru-paru menuju target, otot saluran nafas atas
PPOK
Polusi seperti asap rokok, asma, infeksi saluran nafas berulang
Mukus mengganggu saluran pernafasan dan bertahan lama
Sesak nafas, batuk menahun, batuk berdahak produktif
Hindari pencetus seperti zat kimia atau asap rokok tidak menggantungkan diri pada obat
Bronkodilator seperti teofilin, salbutamol, ekspektoran, oksigen
Mendilatasi otot bronkus dan melebarkan jalan nafas
DM
Tipe 1 : kerusakan sel b pankreas, Tipe 2: kerusakan reseptor insulin
Tipe 1 : kerusakan sel b pankreas, tidak memproduksi insulin
Tipe 2: kerusakan reseptor insulin, kadar gula darah meningkat
Berat badan menurun drastis, polyuria, pandangan kabur
Keseimbangan kadar gula dalam darah
Injeksi insulin, metformin, glibenklamid
Menurunkan kadar gula darah, menstimulasi produksi insulin
Rhematoid artritis
Gangguan sistem imun
Sistem imun menerang tubuh menjadikan nyeri di sendi-sendi
Nyeri pada bagian sendi
Kenali pencetus serangan sebelum terkena nyeri, sesuaikan obat dengan serangan
Antinyeri, diklofenak, kolcisin, alopurinol
Meredakan nyeri, meredakan radang yang nyeri
Osteo-
Artritis
Kerusakan pada bantalan sendi
Radang sendi terjadi dilutut karena beban terus menerus
Nyeri pada sendi karena saraf sendi aus
Hindari ketegangan dan angkat beban berat
Antinyeri, diklofenak, kolcisin, alopurinol
Meredakan nyeri, meredakan radang yang nyeri
Gout atritis
Endapan kristal asam urat menyerang sendi karena makanan (purin)
Pembuangan asam urat tidak berjalan baik dan menumpuk di tubuh
Nyeri pada sensi-sendi, pegal-pegal
Hindari penyebab menaiknya sam urat dari makanan
Diklofenak, piroksikam, meloksikan, kolcisin, alopurinol
Meredakan nyeri, meredakan radang yang nyeri
TBC
Infeksi bacteri myco-bacterium tuberculosa
Infeksi bacteri myco-bacterium tuberculosa bertahan di paru-paru dan memproduksi banyak dahak
Batuk berdahak menahun, jika parah keluar darah pada batuknya
Pastikan seseorang benar-benar terkena TBC atau tidak agar obat benar-benar dibutuhkan pasien atau tidak agar tidak resisten
Kombinasi dari INH, pirazinamid, etambutol, rifampisin, streptomisin
menghambat sintesis bakteri, bakteriosid, mematikan bakteri
Meningitis
Infeksi kuman pada otak
Infeksi mencapai otak melalui aliran darah di tubuh yang sering di kepala, adanya cederanya tengkorak kepala
Pusing-pusing, sakit kepala, fotofobia
Sadari serangan yang terjadi, jangan biarkan pusing langsung dilawan dengan obat melainkan banyak istirahat
Setriaksom, sefritaksim, kloram-fenikol, analgesik
Bakterisid, membunuh bakteri, meredakan nyeri,
Hepatitis
Infeksi virus hepatitis
Adanya infeksi virus hepatitis A, B, C, D, E nenyebabkan radang pada hati
Letih, demam, meriang, pupil mata menjadi kuning
Memperhatikan kerja hati yang berat agar tidak dibebani obat yang tidak dibutuhkan
Interferon alfa, lamivudin, ribavirin
Membunuh virus hepatitis, mencegah sintesis virus
Herpes
Infeksi virus herpes simplex dan herpes zoster
Infeksi virus pada saraf neuronal dari perifer otak melalui saraf trigenimus
terdapat cairan pada bintik merah kulit
Pengobatan segera untuk mengatasi infeksi atau adanya reaktivasi
Acyklovir selama 10 hari dosis 2 x 100 mg atau 5 x 200 mg
mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka
HIV
Infeksi virus pada sistem imun
Virus menyerang sel limfosit T menyebabkan defisiensi kekebalan
tubuh
Berat badan turun drastis, letih, lesu
Memperlambat perkembangan virus agar tidak menyebabkan komplikasi penyakit lain
Kombinasi antiretroviral, protease inhibitor seperti lopinavir
Mencegah replikasi DNA virus dan menghambat pertumbuhan virus

2.       Untuk membedakan penyakit artritis dari artritis rhematoid, artritis gout dan osteoartritis, hal yang harus dipahami adalah faktor penyebab terjadinya artritis tersebut. Artritis gout penyebabnya adalah endapan kristal asam urat yang menyerang persendian. Asam urat ini berasal dari makanan tertentu seperti jeroan, seafood, daging merah, dan sebagainya. Bagian yang diserang adalah persendian (engsel tulang), misalnya ruas-ruas jari, terutama jari kaki, tumit, lutut dan pergelangan tangan. Ciri artritis gout dipicu oleh makanan tertentu dan terjadi pada persendian, biasanya di awali dari sendi jempol kaki. Maka jika suatu artritis tidak dipicu oleh makanan atau tidak terjadi di persendian makan itu bukan penyakit artritis gout.
Berbeda halnya dengan osteoartritis. Penyakit ini sering disalah sangka sebagai asam urat padahal berbeda. Osteo artinya tulang, artritis artinya sendi. Osteoartritis terjadi pada orang lanjut usia karena bantalan sendi mengalami kerusakan atau aus, biasanya terjadi di lutut, bukan di sendi jari atau tangan. Kerusakan jaringan sendi disebabkan oleh pengaruh beban yang terus menerus. Beban yang berat ini akan menyebabkan bantalan sendi di lutut aus sehingga saraf di tulang akan tertekan saat sendi digerakkan. Bahkan sendi mengeluarkan bunyi gemeretak saat digerakkan. Yang pasti penyebabnya bukan berasal dari makanan.
Sedangkan rhematoid artritis merupakan jenis rematik bawaan yang disebabkan oleh gangguan sistem imun (pertahanan tubuh). Sistem imun yang semestinya bertugas melindungi tubuh malah menyerang tubuh itu sendiri dan menyebabkan nyeri pada sendi-sendi. Gejalanya bisa jadi mirip asam urat karena sama-sama menyerang persendian tetapi penyebabnya bukan pada endapan kristal asam urat, melainkan adanya semacam infeksi oleh virus, bakteri atau jamur yang mengganggu sistem imun dan menyerang bagian persendian.

Untuk lebih mudah mengingatnya perhatikan tabel perbedaan berikut ini
No
Penyakit
Pemicu serangan
Tempat terjadinya serangan
1
Artritis Gout
Makanan
Persendian
2
Osteoartritis
Beban berat dan faktor usia
Lutut
3
Rhematoid Artritis
Gangguan sistem imun
persendian

3.       Resistensi menunjukan sebuah sikap dari mikroorganisme untuk bertahan, berusaha melawan atau melindungi diri terhadap efek antimikroorganisme yang menyerang. Maka pada prinsipnya mencegah terjadinya resistensi adalah dengan tidak menggunakan antibiotik untuk penyakit-penyakit yang penyebabnya adalah sebuah virus. Seperti pada TBC, meningitis, herpes, Hepatitis, dan HIV penggunaan antibiotik tidaklah tepat karena penyebab penyakit tersebut sebagian besar adalah virus. Jangan pula menggunaan antibiotik secara berlebihan karena justru akan membuat tubuh rentan terhadap penyakit dan lebih mudah mengalami infeksi. Gunakan antimikroba secukupnya untuk infeksi tertentu. Identifikasi organisme penyebabnya, pilih antimikroba sesuai dengan targetnya, daripada menggunakan antimikroba berspektrum luas (broad-spectrum). Habiskan satu dosis penggunaan antimikroba (tidak terlalu singkat dan tidak terlalu lama). Sebaiknya menggunakan kombinasi obat, virus atau bakteri yang menyerang terkadang kebal jika hanya diberikan satu jenis obat, virus bahkan kadang mengandakan diri menjadi mutan yang berbeda sifatnya dengan bibit aslinya sehingga menggunakan satu jenis obat terkadang tidak cukup kuat untuk membasminya.
Sementara itu untuk mencegah terjadinya super infeksi dari penyakit-penyakit seperti TBC, meningitis, herpes, Hepatitis, dan HIV adalah dengan menghindari terjadinya penularan seperti menutup mulut saat batuk dan bersin, selalu mencuci tangan sebelum makan dan hidup higienis, menjaga jarak dengan penderita dengan cara tidak menggunakan alat makan dan minum penderita. Selain itu perlunya menjaga sistem kekebalan tubuh seperti konsumsi makanan tepat waktu dan istirahat yang cukup serta berkualitas. Pemberian vaksin BCG diperlukan untuk mencegah infeksi TBC, vaksin meningitis untuk mencegah infeksi meningitis, selain itu sakit kepala berkepanjangan juga harus segera didiagnosa agar diketahui penyebabnya sebelum menjalar ke bagian otak karena meningitis adalah infeksi berkelanjutan yang menyebabkan peradangan pada otak. Gaya hidup yang sehat dan tidak bergonta ganti pasangan bersenggama juga akan mengurangi terjadinya penyakit herpes dan HIV AIDS, selain itu pemastian keamanan pada saat mendonorkan darah atau mewaspadai adanya penggunaan jarum suntik bekas dapat mencegah terjadinya HIV AIDS dan Hepatitis.
Panjang juga yak, yah kan udah dibilang emang sukanya yang panjang-panjang.
Gini nih pendeknya.
No
Pencegahan Resistensi
Pencegahan super infeksi
1
Tidak menggunkan antibiotik untuk penyakit yang disebabkan virus
menutup mulut saat batuk dan bersin
2
Penggunaan antibiotik hanya untuk infeksi bakteri
selalu mencuci tangan sebelum makan dan hidup higienis
3
Tidak menggunakan antibiotik secara berlebihan
konsumsi makanan tepat waktu dan istirahat yang cukup serta berkualitas
4
Memilih antibiotik berspektrum sempit daripada berspektrum luas
Pemberian Vaksin BCG (TBC)
Pemberian Vaksin meningitis (meningitis)
5
Habiskan penggunaan antibiotik

tidak menggunakan alat makan dan minum penderita
6
Gunakan kombinasi obat ARV untuk membasmi mutan yang berbeda sifat
tidak gonta-ganti pasangan dalam hubungan seksual dan tidak menggunakan jarum suntik bekas

Oh indahnya berbagi, seandainya kamu mau berbagi cinta juga untukku. Kok modus, NYET?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar