Minggu, 10 Januari 2016

Balada Mahasiswa Farmasi

Mahasiswa farmasi memang gampang-gampang susah (baca: gampang dikurangi gampang, tinggal susahnya aja). Kegampangan yang hilang adalah, tipsen alias titip absen. Mahasiswa farmasi sulit sekali tipsen apalagi jika mata kuliahnya adalah praktikum, karena seorang mahasiswa farmasi harus 100% hadir alias tidak boleh absen (baca:tidak boleh sakit, urusan keluarga atau keperluan lainnya).

Anehnya anak farmasi adalah mata kuliah praktikum kebanyakan hanyalah 1 SKS, sementara mereka mengorbankan mata kuliah yang 2-3 SKS demi menulis laporan praktikum yang dari minggu kemarin belum juga selesei dikerjakan. Hina sekali mereka.

Kegampangan yang hilang adalah kegampangan mendapatkan pasangan. Meskipun kebanyakan mahasiswa farmasi adalah perempuan, dengan rasio 1:4 sampai 1:20 tidak memberikan kemungkinan besar kepada mahasiswa farmasi laki-laki untuk mendapatkan pasangan. Selain karena disibukkan untuk mengerjakan laporan, itu juga dikarenakan kelamaan berada dalam laboratorium sehingga memunculkan untuk tampil modis. Semodis apapun, tetap terlihat kusam jika seharian berada di laboratorium. Alasan yang agak 'serem' adalah mahasiswa farmasi enggan dicap sebagai orang 'kuper'. Sekalipun banyak teman wanitanya jika mahasiswa laki-laki farmasi 'jadian' dengan mahasiswi farmasi juga, apakah itu namanya mereka 'enggak gaul?' Emang gak ada mahasiswa fakultas lain apa? Biasanya kalo mahasiswa kelamaan di laboratorium ya gitu kelakuannya. Hehe...

Tinggal kesusahannya yang tersisa. Susah punya pacar misalnya.
Susah punya waktu luang.
Susah tidur, banyak begadang bikin laporan praktikum.
Susah lulus? Ah, kalo itu semua tergantung mahasiswanya.

Mahasiswa farmasi adalah mahasiswa yang serba bisa. Bisa ngerti bisa juga ga ngerti. Mahasiswa farmasi dijejali banyak sekali disiplin ilmu, baik ilmu teoritis maupun ilmu praktis atau terapan. Mahasiswa farmasi sudah banyak ditempa dari kuliah mulai dari dosen killer, materi kuliah seabrek hingga salah suntik mencit.

Mencit yang tidak berdosa selalu menjadi hewan percobaan mahasiswa farmasi, mereka diberi makan enak, minum banyak tidur nyenyak, membiarkan mereka merasakan nikmatnya duniawi lalu mereka akan tenang berada di surga, akibat salah suntik atau setelah disuntik, berhasil dapat data, mereka dibunuh! Hehe

Lucunya dimana? Namanya balada ya gada lucunya.
Materi seabrek dari dosen killer membuat mahasiswa farmasi harus menghapal setengah hidup, setengahnya mati soalnya.... sehingga apa-apa saja yang dihapal harus sesuai titik komanya dengan apa yang tertulis di dalam buku. Karena terbiasa menghapal seperti itu, menghapal lirik-lirik lagu pun jadi teramat mudah. Hanya saja akhirnya terjadi lirik lagu yang salah dengan nadanya, seperti lagu Hingga Akhir Waktu gubahan Nine Ball berikut ini yang entah kenapa meleset menjadi lagu Didi Kempot...

" Ku coba........ untuk melempar manggis
tapi mangga ku dapat, disini tanpamu
ku coba untuk melamar gadis
tapi janda ku dapat
iki piye iki piye iki piye
wong tuo rabi perawan
perawane yen wengi nangis bae
Hingga Akhir Waktu......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar