Selasa, 19 Juli 2016

Stabilitas UAS




Bismillahirrahmanirrahim.
Jakarta, 18 Juli 2016

Stabilitas Obat
Dosen Pengampu : DR. Hasan Rachmat M, DEA, Apt.

Pertanyaan yang mungkin diujikan
1.       Sebutkan  beberapa manfaat mempelajari perkuliahan stabilitas obat?
2.        Apa yang dimaksud dengan stabilitas obat?
3.       Sebut dan jelaskan faktor yang menyebabkan ketidakstabilan obat?
4.       bagaimana cara mengatasi ketidakstabilan fisik?
5.       sebut dan jelaskan parameter stabilitas yang harus dipenuhi suatu obat?
6.       Jelaskan cara yang dilakukan untuk melindungi proses produksi terhadap adanya reaksi hidrolisis?
7.       apa yang dimaksud dengan orde reaksi?
8.       bagaimana cara mengetahui orde reaksi suatu sediaan uji?
9.       Sebuah obat telah terurai 75% dalam satu tahun, reaksi dianggap orde nol, hitung nilai Ko dan t1/2 obat tersebut?
10.   Larutan obat mengandung 500 unit ketika dibuat. Setelah 40 hari, dilakukan analisis kadar ternyata konsentrasinya tinggal 300 unit. Bila reaksi penguraian bekerja pada orde satu, berapa lama obat akan terurai sampai konsentrasi tinggal setengah dari konsentrasi awal? Tentukan waktu kadaluarsanya pula!
11.   Diketahui suatu zat DanunSisilin (Obat antingantuk turunan Penisilin, ya kale) terurai mengikuti orde satu, dengan data sebagai berikut:
Waktu (Hari)
C (%)
20
5,5
40
4,0
60
2,9
80
2,1
100
1,5
120
1,05
Tentukan t1/2 dan waktu simpannya!


Opsi jawaban untuk kemungkinan soal yang diujikan
1.       beberapa manfaat yang diperoleh dari mempelajari perkuliahan stabilitas obat adalah mengetahui penyebab merugikan yang mungkin disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan diketahui penyebabkan maka diharapkan akan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti berkurangnya efektivitas obat, terganggunya bioavailabilitas obat atau bahkan mencegah terjadinya obat menjadi toksik.
2.       Stabilitas obat adalah kapasitas produk obat yang tidak mengalami perubahan dengan suatu persyaratan yang ditentukan dalam rangka menjamin identitas, potensi, kualitas dan puritas suatu obat. Kandungan bahan aktif yang ditolerir hanya mengalami penurunan paling banyak sebesar 10 %.
3.       Ada dua hal yang dapat menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia masing-masing bahan dan sifat kimia fisika dari maing-masing bahan. Yang pertama adalah faktor-faktor dari luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban dan udara, yang mampu menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan. Akibat yang ditimbulkan dari adanya ketidakstabilan obat adalah penurunan kadar zat-zat berkhasiat, kehilangan bahan pembawa, kehilangan keseragaman kandungan, berkurangnya bioavailabilitas, kehilangan bentuk fisik semula dan terbentuknya zat-zat bersifat toksik.
4.       Faktor yang dapat mengganggu adalah faktor-faktor dari luar seperti, air, kelembaban, suhu, cahaya dan udara. Untuk mengatasi adanya air atau kelembaban proses produksi harus memperhatikan betul ruangan pembuatan dan penyimpanan agar kandungan air dalam ruangan terukur. Ukur kandungan air yang ada dengan RH Meter. Untuk mengatasi permasalahan suhu, simpan sediaan pada suhu yang sesuai atau pada suhu sejuk yang tidak akan memberikan degradasi pada sediaan. Untuk mengatasi masalah udara sediaan secara fisik, obat dibungkus dengan bahan kedap udara, masukkan ke dalam botol tertutup rapat, berikan penambahan silika gel untuk mengikat udara yang ada pada botol.Untuk mengatasi adanya cahaya, sinar ultraviolet akan menyebabkan obat teroksidasi terutama apabila yang struktur kimianya memiliki ikatan rangkap. Makin banyak ikatan rangkap makin mudah teroksidasi. Maka diberikan perlindungan dengan menambahkan antioksidan untuk melinungi zat-zat yang mudah teroksidasi. Zat aktioksidan dipilih berdasarkan kemudahannya teroksidasi dibandingkan zat aktifnya, antioksidan harus mempunyai bilangan oksidasi yang leih tinggi dari zat aktif yang dilindunginya.
5.       Ada 5 Parameter stabilitas obat yang perlu diperhatikan yaitu Stabilitas kimia, stabilitas fisika, stabilitas mikrobiologis, stabilitas terapeutis dan stabilitas toksikologis. Stabilitas kimia mengacu pada kestabilan obat dilihat dari sifat kimianya dimana tidak terjadinya penguraian zat aktif secara kimia. Stabilitas fisik berupa sifat fisik seperti kelarutan, bentuk, homogenitas dan lainnya tidak berubah seperti semula. Stabilitas mikrobiologi bahwa tidak ditemukan adanya mikroba atau bahan pengawet yang mengganggu atau jumlahnya masih dalam batas diperbolehkan. Stabilitas terapeutis bahwa zat aktif masih berkhasiat memberikan efek terapi. Stabilitas toksikologis tidak menunjukkan peningkatan toksisitas yang mencolok.
6.       Cara yang dilakukan untuk menghindari terjadinya proses hidrolisis adalah menggunakan kemasan yang resisten terhadap kelembaban; penyimpanan pada tempat dengan kelembaban dan suhu yang terkendali; menghindari kontak dengan kelembaban sewaktu proses pembuatan; penambahan silika gel pada kemasan botol gelas untuk bentuk sediaan padat dan penambahan buffering agents untuk sediaan cair agar pH optimum.
7.       Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
8.       Untuk mengetahui orde reaksi suatu sediaan uji maka lakukan metode substitusi data reaktan ke dalam bentuk integral berbagai orde reaksi, jika persamaan menghasilkan harga K yang tetap konstan dalam batas-batas variasi percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde reaksi tersebut. Selain itu dapat juga dilakaukan dengan menggunakan metode grafik plot. Pada metode grafik, orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan jalan memplot berbagai fungsi konsentrasi terhadap waktu. Bila reaksi orde nol, maka grafik konsentrasi terhadap waktu berupa garis lurus. Bila reaksi orde satu, maka grafik logaritma konsentrasi terhadap waktu adalah berupa garis lurus. Hal tersebut berlaku bila konsentrasi mula-mula semua reaktan adalah sama.

 
9.       Karena merupakan orde nol, maka digunakan persamaan yang tidak mempedulikan faktor lain selain konsentrasi dan waktu. Konsentrasinya tersisa 75%, berarti awalnya 100% berkurang 25%, bukan? Dengan waktu (t)= 1 tahun. Gunakan persamaan 

K= (100-25)/1 Tahun
K=Ko=75 per tahun
Kemudian mencari t1/2 menggunakan persamaan t1/2 = Co/2. Ko
                                                t1/2 = Co/2. Ko
                                                t1/2 = 100/2. 75
t1/2 = 100/150
t1/2 = 0,667 tahun = 8 Bulan
10.   Diketahui konsentrasi awalnya (Co atau a) = 500 lalu konsentrasi analisa (Ct atau a-x) = 300. Waktu analisa (t)= 40 hari. Menurut soal, memenuhi orde satu, maka gunakan persamaan


  K= 2,303/40 X log 500/300
 


 K=0,058 X 0,221
K = 0, 0128 / Hari

Sedangkan pertanyaannya adalah berapa lama tingal setengah, waktu paruh (t ½), maka gunakan persamaan
T1/2 = 0,693/k
T1/2 = 0,693/0,0128
T1/2 = 54,3 Hari

Kemudian untuk mengetahui waktu kadaluarsanya (t0,9) gunakan persamaan
T0,9= 0,105/k
T0,9= 0,105/0,0128
T0,9= 8,2 Hari

11.   Karena mengikuti orde satu, maka untuk mengetahui T1/2 bisa dengan mencari Slope atau kemiringannya. Caranya adalah membandingkan waktu vs log C, karena itu dibuat daftar log C dari DanunSisilin
Waktu (Hari)
C (%)
Log C
20
5,5
0,74
40
4,0
0,60
60
2,9
0,46
80
2,1
0,32
100
1,5
0,17
120
1,05
0,02
Melalui Regresi linear didapat nilai Slope = -0,0072 (perhitungan pada kalkulator atau excel)
Sementara untuk orde satu nilai K= -Slope, Maka, K= - (-0,0072) k= 0,0072
Bila nilai K sudah diketahui maka nilai t1/2 diperoleh dengan persamaan
T1/2=0,693/k
T1/2=0,693/0,0072
T1/2 =96,44 Hari

Kemudian untuk waktu simpan, atau waktu sampai Zat DanunSisilin memiliki efek (waktu kadaluarsa) pada orde satu adalah menggunakan persamaan t0,9=0,105/k
t0,9=0,105/k
t0,9=0,105/0,0072

t0,9= 14,61 Hari atau 2 Minggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar