Bismillahirrahmanirrahim.
Jakarta, 18 Juli 2016
Stabilitas Obat
Dosen Pengampu : DR. Hasan Rachmat M,
DEA, Apt.
Pertanyaan yang mungkin diujikan
1. Sebutkan beberapa manfaat mempelajari perkuliahan
stabilitas obat?
2. Apa yang dimaksud dengan stabilitas obat?
3. Sebut
dan jelaskan faktor yang menyebabkan ketidakstabilan obat?
4. bagaimana
cara mengatasi ketidakstabilan fisik?
5. sebut
dan jelaskan parameter stabilitas yang harus dipenuhi suatu obat?
6. Jelaskan
cara yang dilakukan untuk melindungi proses produksi terhadap adanya reaksi hidrolisis?
7. apa
yang dimaksud dengan orde reaksi?
8. bagaimana
cara mengetahui orde reaksi suatu sediaan uji?
9. Sebuah
obat telah terurai 75% dalam satu tahun, reaksi dianggap orde nol, hitung nilai
Ko dan t1/2 obat tersebut?
10. Larutan
obat mengandung 500 unit ketika dibuat. Setelah 40 hari, dilakukan analisis
kadar ternyata konsentrasinya tinggal 300 unit. Bila reaksi penguraian bekerja
pada orde satu, berapa lama obat akan terurai sampai konsentrasi tinggal
setengah dari konsentrasi awal? Tentukan waktu kadaluarsanya pula!
11. Diketahui
suatu zat DanunSisilin (Obat antingantuk turunan Penisilin, ya kale) terurai
mengikuti orde satu, dengan data sebagai berikut:
Waktu (Hari)
|
C (%)
|
20
|
5,5
|
40
|
4,0
|
60
|
2,9
|
80
|
2,1
|
100
|
1,5
|
120
|
1,05
|
Tentukan t1/2 dan
waktu simpannya!
Opsi jawaban untuk kemungkinan soal yang diujikan
1. beberapa
manfaat yang diperoleh dari mempelajari perkuliahan stabilitas obat adalah
mengetahui penyebab merugikan yang mungkin disebabkan oleh berbagai faktor.
Dengan diketahui penyebabkan maka diharapkan akan mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan seperti berkurangnya efektivitas obat, terganggunya
bioavailabilitas obat atau bahkan mencegah terjadinya obat menjadi toksik.
2. Stabilitas
obat adalah kapasitas produk obat yang tidak mengalami perubahan dengan suatu
persyaratan yang ditentukan dalam rangka menjamin identitas, potensi, kualitas
dan puritas suatu obat. Kandungan bahan aktif yang ditolerir hanya mengalami
penurunan paling banyak sebesar 10 %.
3. Ada
dua hal yang dapat menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama adalah
labilitas dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia
masing-masing bahan dan sifat kimia fisika dari maing-masing bahan. Yang
pertama adalah faktor-faktor dari luar, seperti suhu, cahaya, kelembaban dan
udara, yang mampu menginduksi atau mempercepat reaksi degradasi bahan. Akibat
yang ditimbulkan dari adanya ketidakstabilan obat adalah penurunan kadar
zat-zat berkhasiat, kehilangan bahan pembawa, kehilangan keseragaman kandungan,
berkurangnya bioavailabilitas, kehilangan bentuk fisik semula dan terbentuknya
zat-zat bersifat toksik.
4. Faktor
yang dapat mengganggu adalah faktor-faktor dari luar seperti, air, kelembaban,
suhu, cahaya dan udara. Untuk mengatasi
adanya air atau kelembaban proses produksi harus memperhatikan betul
ruangan pembuatan dan penyimpanan agar kandungan air dalam ruangan terukur.
Ukur kandungan air yang ada dengan RH Meter. Untuk mengatasi permasalahan suhu, simpan sediaan pada suhu yang sesuai
atau pada suhu sejuk yang tidak akan memberikan degradasi pada sediaan. Untuk mengatasi masalah udara sediaan secara
fisik, obat dibungkus dengan bahan kedap udara, masukkan ke dalam botol
tertutup rapat, berikan penambahan silika gel untuk mengikat udara yang ada
pada botol.Untuk mengatasi adanya cahaya, sinar ultraviolet akan
menyebabkan obat teroksidasi terutama apabila yang struktur kimianya memiliki
ikatan rangkap. Makin banyak ikatan rangkap makin mudah teroksidasi. Maka
diberikan perlindungan dengan menambahkan antioksidan untuk melinungi zat-zat
yang mudah teroksidasi. Zat aktioksidan dipilih berdasarkan kemudahannya
teroksidasi dibandingkan zat aktifnya, antioksidan harus mempunyai bilangan
oksidasi yang leih tinggi dari zat aktif yang dilindunginya.
5. Ada 5 Parameter
stabilitas obat yang perlu diperhatikan yaitu Stabilitas kimia, stabilitas
fisika, stabilitas mikrobiologis, stabilitas terapeutis dan stabilitas
toksikologis. Stabilitas kimia
mengacu pada kestabilan obat dilihat dari sifat kimianya dimana tidak
terjadinya penguraian zat aktif secara kimia. Stabilitas fisik berupa sifat fisik seperti kelarutan, bentuk,
homogenitas dan lainnya tidak berubah seperti semula. Stabilitas mikrobiologi bahwa tidak ditemukan adanya mikroba atau
bahan pengawet yang mengganggu atau jumlahnya masih dalam batas diperbolehkan. Stabilitas terapeutis bahwa zat aktif
masih berkhasiat memberikan efek terapi. Stabilitas
toksikologis tidak menunjukkan peningkatan toksisitas yang mencolok.
6. Cara yang
dilakukan untuk menghindari terjadinya proses hidrolisis adalah menggunakan
kemasan yang resisten terhadap kelembaban; penyimpanan pada tempat dengan
kelembaban dan suhu yang terkendali; menghindari kontak dengan kelembaban sewaktu
proses pembuatan; penambahan silika gel pada kemasan botol gelas untuk bentuk
sediaan padat dan penambahan buffering
agents untuk sediaan cair agar pH optimum.
7. Orde
reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi
kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan
reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
8. Untuk
mengetahui orde reaksi suatu sediaan uji maka lakukan metode substitusi data reaktan ke dalam bentuk integral berbagai
orde reaksi, jika persamaan menghasilkan harga K yang tetap konstan dalam
batas-batas variasi percobaan, maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde
reaksi tersebut. Selain itu dapat juga dilakaukan dengan menggunakan metode grafik plot. Pada
metode grafik, orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan jalan memplot berbagai
fungsi konsentrasi terhadap waktu. Bila reaksi
orde nol, maka grafik konsentrasi terhadap waktu berupa garis lurus. Bila reaksi orde satu, maka grafik logaritma
konsentrasi terhadap waktu adalah berupa garis lurus. Hal tersebut berlaku bila
konsentrasi mula-mula semua reaktan adalah sama.
9. Karena
merupakan orde nol, maka digunakan persamaan yang tidak mempedulikan faktor
lain selain konsentrasi dan waktu. Konsentrasinya tersisa 75%, berarti awalnya
100% berkurang 25%, bukan? Dengan waktu (t)= 1 tahun. Gunakan persamaan
K=
(100-25)/1 Tahun
K=Ko=75
per tahun
Kemudian mencari
t1/2 menggunakan persamaan t1/2 = Co/2. Ko
t1/2
= Co/2. Ko
t1/2
= 100/2. 75
t1/2 = 100/150
t1/2 = 0,667 tahun = 8 Bulan
10. Diketahui
konsentrasi awalnya (Co atau a) = 500 lalu konsentrasi analisa (Ct atau a-x) =
300. Waktu analisa (t)= 40 hari. Menurut soal, memenuhi orde satu, maka gunakan
persamaan
K= 2,303/40 X log 500/300
K=0,058 X
0,221
K
= 0, 0128 / Hari
Sedangkan
pertanyaannya adalah berapa lama tingal setengah, waktu paruh (t ½), maka
gunakan persamaan
T1/2
= 0,693/k
T1/2
= 0,693/0,0128
T1/2 = 54,3 Hari
Kemudian
untuk mengetahui waktu kadaluarsanya (t0,9) gunakan persamaan
T0,9=
0,105/k
T0,9=
0,105/0,0128
T0,9= 8,2 Hari
11. Karena
mengikuti orde satu, maka untuk mengetahui T1/2 bisa dengan mencari Slope atau
kemiringannya. Caranya adalah membandingkan waktu vs log C, karena itu dibuat
daftar log C dari DanunSisilin
Waktu (Hari)
|
C (%)
|
Log C
|
20
|
5,5
|
0,74
|
40
|
4,0
|
0,60
|
60
|
2,9
|
0,46
|
80
|
2,1
|
0,32
|
100
|
1,5
|
0,17
|
120
|
1,05
|
0,02
|
Melalui Regresi linear
didapat nilai Slope = -0,0072 (perhitungan pada kalkulator
atau excel)
Sementara untuk
orde satu nilai K= -Slope, Maka, K= - (-0,0072) → k= 0,0072
Bila nilai K
sudah diketahui maka nilai t1/2 diperoleh dengan persamaan
T1/2=0,693/k
T1/2=0,693/0,0072
T1/2 =96,44 Hari
Kemudian untuk
waktu simpan, atau waktu sampai Zat DanunSisilin memiliki efek (waktu
kadaluarsa) pada orde satu adalah menggunakan persamaan t0,9=0,105/k
t0,9=0,105/k
t0,9=0,105/0,0072
t0,9= 14,61 Hari atau 2 Minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar