STABILITAS
OBAT
Dosen
Pengampu : DR. Hasan Rachmat M, DEA.,Apt
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Esa. Pelan asal selamat, ah ngebut juga selamat. Yang bikin selamat adalah
yakin, entah itu sambil ngebut atau pelan-pelan. Saya tidak yakin sepertinya, namun
saya berusaha mengemukakannya dalam keterbatasan saya. Semoga membantu. Salam
hangat, kecup dari jauh.
PRAKIRAAN SOAL
“Pahami materinya, nikmatilah ilmu pengetahuan, kalo kurang
nikmat, bersyukurlah”
1. Apa yang
dimaksud dengan stabilitas obat?
2. Apa saja faktor
yang menyebabkan letidakstabilan suatu obat?
3. Sebutkan 5
tipe stabilitas dalam sediaan farmasi?
4. Jelaskan
reaksi kimia yang dapat menyebabkan terjadinya penguraian obat?
5. Bagaimana
kriteria stabilnya suatu obat dan sediaan farmasi?
6. Bagaimana
upaya untuk memberikan kestabilan obat pada sediaan cair dilihat dari aspek kecepatan
pengendapan partikel?
7. Jelaskan
bagaimana metode grafik yang menggambarkan konsentrasi sediaan farmasi
berdasarkan orde reaksi?
8. Sebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas dari aspek bahan baku?
9. Apa yang
dimaksud dengan kadar konstan bahwa zat masih memberikan khasiat terapetik atau
t0,9?
10. Apa yang
dimaksud dengan waktu paruh obat atau t1/2?
11. Apa yang
dimaksud dengan tanggal/waktu kadaluarsa suatu obat?
JAWABAN
1. Stabilitas
obat adalah kapasitas produk obat yang tidak mengalami perubahan dengan suatu
persyaratan yang ditentukan dalam rangka menjamin identitas, potensi, kualitas
dan puritas obat tersebut.
2. Faktor
yang menyebabkan ketidakstabilan suatu obat adalah adanya penurunan kadar
zat-zat berkhasiat, kehilangan bahan pembawa, kehilangan keseragaman kandungan,
berkurangnya bioavailabilitas, kehilangan bentuk fisik semula, dan terbentuknya
zat-zat bersifat toksik
3. Parameter
stabilitas obat ada 5 parameter yang perlu diperhatikan yaitu Stabilitas kimia,
stabilitas fisika, stabilitas mikrobiologis, stabilitas terapeutis dan
stabilitas toksikologis. Stabilitas
kimia mengacu pada kestabilan dilihat dari sifat kimianya dimana tidak
terjadinya penguraian zat aktif secara kimia. Stabilitas fisik berupa sifat fisik seperti kelarutan, bentuk,
homogenitas dan lainnya tidak berubah seperti semula. Stabilitas mikrobiologi bahwa tidak ditemukan adanya mikroba atau
bahan pengawet yang mengganggu atau jumlahnya masih dalam batas diperbolehkan. Stabilitas terapeutis bahwa zat aktif
masih berkhasiat memberikan efek terapi. Stabilitas
toksikologis tidak menunjukkan peningkatan toksisitas yang mencolok.
4. Reaksi
penguraian pada sediaan farmasi dipengaruhi oleh reaksi kimia secara alami, dan
terjadi pada laju reaksi tertentu, dimana tergantung pada kondisi konsentrasi
reaktan, temperatur, pH, radiasi, dan katalis. Reaksi yang sering terjadi
adalah reaksi hidrolisis, yaitu
reaksi penguraian garam oleh air yang dipercepat oleh adanya katalisator asam
atau basa; reaksi redoks yaitu
terjadinya perpindahan elektron dan reaksi
rasemisasi dimana senyawa optis
aktif dibentuk menjadi rasemat karena gugus fungsional yang terikat pada atom C
asimetris.
5. Kriteria
stabilnya suatu obat dan sediaan farmasi adalah apabila sediaan tersebut masih
berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu yang ditentukan,
yaitu sediaan tersebut masih menunjukkan sifat-sifat yang sama (konstan) sesuai
dengan hasil uji-uji yang dilakukan pada waktu proses produksi, baik pada saat digunakan oleh pengguna, maupun
selama periode penyimpanan, dengan batasan waktu tertentu.
6. Untuk
memberikan upaya kestabilan obat pada sediaan cair dalam hal ini adalah
suspensi mengacu pada persamaan
, jika dilihat pada persamaan tersebut kecepatan pengendapan
partikel berbanding lurus dengan
diameter partikel. Artinya upaya untuk membuat kestabilan adalah dengan membuat
kecepatan pengendapan mendekati nol atau sekecil mungkin dengan cara
memperkecil ukuran partikel atau penambahan pelarut yang memiliki
(bobot jenis) lebih besar
dari air(>1), seperti gliserol.
7. Pada
metode grafik, orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan jalan memplot berbagai
fungsi konsentrasi terhadap waktu. Bila reaksi
orde nol, maka grafik konsentrasi terhadap waktu berupa garis lurus. Bila reaksi orde satu, maka grafik logaritma
konsentrasi terhadap waktu adalah berupa garis lurus. Hal tersebut berlaku bila
konsentrasi mula-mula semua reaktan sama.
8. Faktor
yang mempengaruhi kestabilan obat dilihat dari bahan bakunya, perlu
diperhatikan Kelarutan, Penentuan pK, Kinetika, Higroskopisitas,
Kompatibilitas, Pencampuran Bahan Aktif. Kelarutan
diperhatikan bila jumlah bahan bakunya banyak dan murah, temperatur yang tinggi
pada titik tertentu dapat meningkatkan kelarutan bahan baku. Penentuan pK untuk mengetahui sifat bahan
baku yang mudah terion atau tidak terion, asam atau basa. Kinetika perlu diperhatikan jika bahan baku sedikit agar diketahui
ada tidaknya perubahan konsentrasi zat aktif sebagai bahan baku utama. Higroskopisitas, faktor yang berpotensi
dalam pengambilan lembab (moisture
uptake), dalam hal semakin larut zat semakin kecil tekanan uap air, pula
sebagai faktor kinetik dalam hal mengatasi rendahnya kelarutan zat. Kompatibilitas diperhatikan untuk
kontak fisik seperti terjadinya kelembapan atau kompatibilitas kimia dengan
bahan eksipien dalam memberikan kestabilan. Pencampuran Bahan Aktif dengan bahan baku yang akan mengakibatkan
terjadinya perubahan titik lelehnya, pencapuran ini akan menemui titik leleh
optimum jika terjadi pada titik yang stabil atau titik eutetik.
9. Kadar zat
dianggap konstan apabila zat yang ditentukan dengan metode analisa yang
spesifik tidak kurang dari 90% dari apa yang disebutkan dalam label, yang
disebut sebagai “shelf life” atau t0,9.
10. Waktu
patuh atau t1/2 adalah waktu yang dibutuhkan obat sehingga tersisa
separuh dari jumlah awalnya.
11. Waktu
kadaluarsa adalah waktu dimana suatu obat sudah tidak memberikan lagi efek
terapi atau bahkan mungkin justru memberikan efek toksik atau batas waktu
produsen menjamin kestabilan suatu obat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar