Jumat, 29 April 2016

Kromatografi



KROMATOGRAFI
Dosen Pengampu : Rabima Kurniawan, M.Farm, Apt.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Esa. Untuk membantu belajar teman-teman saya merangkum prakiraan soal dan jawaban untuk mata kuliah Kromatografi, semoga bermanfaat, karena Muhammad SAW berpesan, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya.” Ingat ya, banyak manfaatnya, bukan besar atau banyak ipekanya. Kalau UTS nilainya kurang, ipekanya kecil, woles aja di akhirat kita ga ditanya seberapa besar ipeka kita. Ipeka besar bukan jaminan kesuksesan masa depan, ...... apalagi yang kecil pffft@#$%^.^

PRAKIRAAN SOAL
“Hidup adalah pilihan, mengapa aku kebagian soal essai?”
Lengkapi titik-titik dibawah ini!
1.       Kata ‘Chromatography’ berasal dari bahasa ..... (Yunani) dari kata .... (chroma) yang berarti warna dan graphy yang berarti ... (tulisan) diperkenalkan oleh ahli botani rusia bernama ... (Michael Tsweet)
2.       Silika gel (asam silikat), alumunium oksida (alumina), kieselguhr merupakan ... (fase diam)
3.       Jika fase gerak lebih polar dari fase diam disebut ... (fase terbalik)
4.       Beberapa puncak kromatogram yang sama dinamakan ... (terelusi bersama)
5.       Waktu yang dibutuhkan untuk bergerak dalam kolom disebut ... (waktu tambat)
6.       Thin layer chromatography dikenal juga dengan sebutan .... (KLT/kromatografi lapis tipis)
Essai
1.       Apa yang dimaksud dengan kromatografi?
2.       Sebutkan macam-macam kromatografi berdasarkan fase geraknya?
3.       Apa yang dimaksud dengan fase gerak dan fase diam, jelaskan kegunaannya?
4.       Jelaskan yang anda ketahui tentang kromatografi planar?
5.       Sebutkan keuntungan dan kerugian kromatografi planar?
6.       Sebutkan syarat fase gerak pada KLT?
7.       Sebutkan penggunaan KLT!
8.       Apa yang dimaksud dengan Rf (Retention Factor), jelaskan bagaimana cara menghitungnya!
9.       Jelaskan yang anda ketahui tentang kromatografi gas? Sebutkan gas pembawa atau fase gerak apa saja yang biasa digunakan!
10.   Sebutkan sifat/syarat gas pembawa yang digunakan sebagai fase gerak pada kromatografi gas?
11.   Buatlah skema instrumentasi kromatografi gas serta jelaskan fungsi-fungsinya dan jelaskan mekanisme kerjanya?
12.   Sebutkan kelebihan dan kekurangan kromatografi gas?
13.   Apa itu detektor dalam kromaografi gas dan sebutkan syarat-syaratnya! Sebutkan jenis-jenis detektor!
14.   Jelaskan istilah dalam kromatorgafi berikut ini?
a.       Eluen
b.      Analit
c.       Eluat
d.      Kromatogram
e.      Polaritas
f.        Baper
JAWABAN
Oleh : Danun
1.       Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan sifat fisika da kimia antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen sampel menjadi komponen-komponen penyusunnya.
2.       Kromatografi dibedakan berdasarkan fase geraknya yaitu kromatografi dengan fase gerak gas seperti kromatografi gas dan kromatografi dengan fase gerak cairan, dimana terdapat kromatografi kertas dengan prinsip partisi, kromatografi lapis tipis dengan prinsip absorpsi, kromatografi cair kinerja tinggi dengan prinsip partisi pada kolom dan kromatografi pertukaran ion.
3.       Fase gerak atau mobile phase adalah zat yang berfungsi membawa analit yang bergerak terus menerus melewati fase diam. Fase gerak dapat berupa bahan cair yang berfungsi melarutkan campuran dan dapat juga berupa gas yang umumnya dipakai sebagai carrier gas senyawa yang mudah menguap (volatil).
Fase diam atau stationery phase adalah komponen dalam pemisahan kromatografi yang tidak bergerak yang dapat berinteraksi dengan fase gerak untuk memisahkan analit menjadi kompenen penyusunnya. Fase diam dapat berupa bahan padat berpori dalam bentuk molekul kecil atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan pendukung.
4.       Kromatografi planar adalah kromatografi dengan fase diam berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, logam atau pelat plastik dan ditempatkan dalam chamber pengembang yang berisi fase gerak cair. Contoh kromatografi planar adalah kromatografi kertas dan KLT. Digunakan untuk mendeteksi sampel dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan kepolarannya.
5.       Kromatografi planar memiliki keunggulan seperti mudah digunakan, murah, memungkinkan untuk multipel analisis (memisahkan ion-ion organik, kompleks senyawa organik dengan organik, ataupun alami dengan sintetis), tidak diperlukan preparasi sampel dan dapat melakukan analisis dua dimensi (KLT). Kelemahannya adalah analisis yang lambat (30-60 menit), kualitas pemisahan terbatas, keterbatasan reprodusibel dan dapat terjadinya penguapan dari fase gerak selama pemisahan.
6.       Syarat fase gerak pada KLT adalah memiliki kemurnian dan stabilitas yang memadai, viskositas rendah, pemisahan linier, tekanan uap sedang dan daya toksik serendah mungkin.
7.       KLT digunakan untuk menentukan jumlah kompenen dan identitas suatu campuran, memonitor perkembangan reaksi, menentukan keefektifan pemurnian, menentukan penentuan kondisi yang sesuai untuk pemisahan pada kromatografi kolom.
8.       RF atau retention factor adalah nilai perbandingan relatif antar sampel yang menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam dimana rf dapat dihitung dengan membandingkan jarak yang ditempuh komponen dengan jarak yang ditempuh eluen.
Contoh soal, hitung RF jika panjang pelat 10 cm batas atas dan bawah 1 cm (artinya jarak tempuhnya 10-(1+1)= 8 cm. Maka


 Rf =  jika ditanya HRF maka kalikan 100%
 







9.       Kromatografi gas adalah teknik pemisahan senyawa atsiri (mudah menguap) dalam fase gerak gas melalui fase diam. Jika fase diamnya berupa zat padat disebut kromatografi gas-padat, jika fase diamnya berupa zat cair maka disebut kromaografi gas-cair. Fase gerak yang biasa digunakan pada kromatografi gas adalah Nitrogen, Helium, Hidrogen dan Argon.
10.   Gas yang digunakan sebagai fase gerak pada kromatografi gas haruslah lembam, memiliki kemurnian yang tinggi, koefisien difusi gas rendah, mudah didapat dan murah serta cocok dengan detektor yang dipakai.
11.   Secara skematis bagian dasar kromatografi gas terdiri dari sistem gas pembawa, sistem pemasukan cuplikan, sistem pemanasan kolom, kolom itu sendiri, sistm deteksi dan sistem pengolah data. Berikut fungsi instrumentasi kromatografi gas :
a.       Sistem gas pembawa yaitu alat-alat yang akan menampung fase gerak berupa gas pembawa yang akan dialirkan ke dalam kolom yang dibantu oleh adanya pengaturan tekanan dan aliran udara.
b.      Sistem pemasukan cuplikan (injector) yaitu alat untuk memasukkan cuplikan atau sampel dengan bantuan syringe
c.       Sistem pemanasan kolom, sistem yang akan memanaskan suhu kolom untuk menguapkan cuplikan sedemikian cepat sehingga tidak menghilangkan keefisienan oleh adanya penyuntikan. Pada sistem ini juga adanya pengontrol suhu untuk menjaga kestabilan suhu agar tidak berubah.
d.      Kolom yaitu tempat terjadinya pemisahan komponen-komponen cuplikan.
e.      Sistem deteksi (Detector), yaitu alat untuk mendeteksi komponen-komponen cuplikan hasil pemisahan pada kolom
f.        Sistem pengolah data, yaitu alat yang akan mengolah data menampilkan hasil yang telah diperoleh berupa kromatogram hasil sinyal-sinyal listrik yang terbentuk.
Prinsipnya, mekanisme kerja kromatografi gas adalah sampel diinjeksikan melalui bagian injeksi sampel kemudian gas pembawa dengan pengaturan tekanan dan aliran udara serta bantuan sistem pemanas kolom akan membawa sampel bergerak melewati kolom yang sudah diatur suhunya. Karena adanya interaksi antara fase diam dan gas pembawa maka campuran senyawa akan terpisah menurut suhu dan sifat-sifat fisikokimianya. Suatu sinyal listrik akan terbentuk akibat interaksi dengan detektor, sinyal-sinyal yang terukur direkam oleh suatu sistem data dan dirajah sebagai fungsi waktu menjadi sebuah kromatogram.
12.   Kelebihan Kromatografi Gas adalah analisis yang cepat, efisien (resolusi tinggi), sensitif (mudah mendeteksi dalam ppm atau ppb), akurasi kuantitatif yang tinggi, sampel yang diperlukan sedikit (ยตL), kerja lebih mudah dengan adanya otomatisasi prosedur analisis dan pengolahan data, dan memungkinkan hubungan online dengan spektrometer massa. Kelemahannya adalah terbatas untuk sampel volatil, tidak cocok untuk sampel yang termolabil, memerlukan banyak persiapan, mebutuhkan spektroskopi, umumnya spektroskopi massa untuk mengkonfirmasi identitas puncak.
13.   Detector adalah alat untuk mendeteksi komponen-komponen cuplikan hasil pemisahan pada kolom kromatografi gas. Detektor haruslah yang dapat mendeteksi komponen, memiliki kepekaan yang tinggi, tingkat fluktuasi rendah, tidak peka terhadap perubahan aliran dan suhu serta tanggap pada semua jenis senyawa (tanggapan kelinieritas lebar).
Jenis detektor berdasarkan pelepasan bahang seperti TCD/Katarometer (Thermal Conductivity Detector), dan detektor berdasarkan pengionan nyala FID (Flame Ionization Detector), ECD (Electron Capture Detector), TSD (Thermionic Spesific Detector), PID (Photo Ionization Detector).
14.   Pengertiannya adalah sebagai berikut:
a.       Eluen atau disebut juga fase gerak adalah pelarut untuk pengembangan
b.      Analit adalah zat/sampel yang akan dianalisa
c.       Eluat adalah pelarut yang mengandung analit hasil pemisahan dengan kromatografi
d.      kromatogram adalah gambar hasil pemisahan, bisa juga grafik yang menunjukkan respon detektor sebagai fungsi waktu elusi
e.      polaritas adalah faktor yang menentukan daya larut dan terjadinya adsorbsi solut (zat terlarut).
f.        Baper adalah perasaan berharap pada selain Allah yang berujung pada penyesalan, sakit hati, gangguan kesehatan, kanker, stroke, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin.

Semoga membantu. Salam hangat, kecup dari jauh.

Selasa, 26 April 2016

Stabilitas Obat



STABILITAS OBAT
Dosen Pengampu : DR. Hasan Rachmat M, DEA.,Apt
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Esa. Pelan asal selamat, ah ngebut juga selamat. Yang bikin selamat adalah yakin, entah itu sambil ngebut atau pelan-pelan. Saya tidak yakin sepertinya, namun saya berusaha mengemukakannya dalam keterbatasan saya. Semoga membantu. Salam hangat, kecup dari jauh.
PRAKIRAAN SOAL
“Pahami materinya, nikmatilah ilmu pengetahuan, kalo kurang nikmat, bersyukurlah”

1.       Apa yang dimaksud dengan stabilitas obat?
2.       Apa saja faktor yang menyebabkan letidakstabilan suatu obat?
3.       Sebutkan 5 tipe stabilitas dalam sediaan farmasi?
4.       Jelaskan reaksi kimia yang dapat menyebabkan terjadinya penguraian obat?
5.       Bagaimana kriteria stabilnya suatu obat dan sediaan farmasi?
6.       Bagaimana upaya untuk memberikan kestabilan obat pada sediaan cair dilihat dari aspek kecepatan pengendapan partikel?
7.       Jelaskan bagaimana metode grafik yang menggambarkan konsentrasi sediaan farmasi berdasarkan orde reaksi?
8.       Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas dari aspek bahan baku?
9.       Apa yang dimaksud dengan kadar konstan bahwa zat masih memberikan khasiat terapetik atau t0,9?
10.   Apa yang dimaksud dengan waktu paruh obat atau t1/2?
11.   Apa yang dimaksud dengan tanggal/waktu kadaluarsa suatu obat?

JAWABAN

1.       Stabilitas obat adalah kapasitas produk obat yang tidak mengalami perubahan dengan suatu persyaratan yang ditentukan dalam rangka menjamin identitas, potensi, kualitas dan puritas obat tersebut.
2.       Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan suatu obat adalah adanya penurunan kadar zat-zat berkhasiat, kehilangan bahan pembawa, kehilangan keseragaman kandungan, berkurangnya bioavailabilitas, kehilangan bentuk fisik semula, dan terbentuknya zat-zat bersifat toksik
3.       Parameter stabilitas obat ada 5 parameter yang perlu diperhatikan yaitu Stabilitas kimia, stabilitas fisika, stabilitas mikrobiologis, stabilitas terapeutis dan stabilitas toksikologis. Stabilitas kimia mengacu pada kestabilan dilihat dari sifat kimianya dimana tidak terjadinya penguraian zat aktif secara kimia. Stabilitas fisik berupa sifat fisik seperti kelarutan, bentuk, homogenitas dan lainnya tidak berubah seperti semula. Stabilitas mikrobiologi bahwa tidak ditemukan adanya mikroba atau bahan pengawet yang mengganggu atau jumlahnya masih dalam batas diperbolehkan. Stabilitas terapeutis bahwa zat aktif masih berkhasiat memberikan efek terapi. Stabilitas toksikologis tidak menunjukkan peningkatan toksisitas yang mencolok.
4.       Reaksi penguraian pada sediaan farmasi dipengaruhi oleh reaksi kimia secara alami, dan terjadi pada laju reaksi tertentu, dimana tergantung pada kondisi konsentrasi reaktan, temperatur, pH, radiasi, dan katalis. Reaksi yang sering terjadi adalah reaksi hidrolisis, yaitu reaksi penguraian garam oleh air yang dipercepat oleh adanya katalisator asam atau basa; reaksi redoks yaitu terjadinya perpindahan elektron dan reaksi rasemisasi dimana senyawa optis aktif dibentuk menjadi rasemat karena gugus fungsional yang terikat pada atom C asimetris.
5.       Kriteria stabilnya suatu obat dan sediaan farmasi adalah apabila sediaan tersebut masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu yang ditentukan, yaitu sediaan tersebut masih menunjukkan sifat-sifat yang sama (konstan) sesuai dengan hasil uji-uji yang dilakukan pada waktu proses produksi, baik  pada saat digunakan oleh pengguna, maupun selama periode penyimpanan, dengan batasan waktu tertentu.
6.       Untuk memberikan upaya kestabilan obat pada sediaan cair dalam hal ini adalah suspensi mengacu pada persamaan , jika dilihat pada persamaan tersebut kecepatan pengendapan partikel berbanding lurus dengan diameter partikel. Artinya upaya untuk membuat kestabilan adalah dengan membuat kecepatan pengendapan mendekati nol atau sekecil mungkin dengan cara memperkecil ukuran partikel atau penambahan pelarut yang memiliki  (bobot jenis) lebih besar dari air(>1), seperti gliserol.
7.       Pada metode grafik, orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan jalan memplot berbagai fungsi konsentrasi terhadap waktu. Bila reaksi orde nol, maka grafik konsentrasi terhadap waktu berupa garis lurus. Bila reaksi orde satu, maka grafik logaritma konsentrasi terhadap waktu adalah berupa garis lurus. Hal tersebut berlaku bila konsentrasi mula-mula semua reaktan sama.
8.       Faktor yang mempengaruhi kestabilan obat dilihat dari bahan bakunya, perlu diperhatikan Kelarutan, Penentuan pK, Kinetika, Higroskopisitas, Kompatibilitas, Pencampuran Bahan Aktif.  Kelarutan diperhatikan bila jumlah bahan bakunya banyak dan murah, temperatur yang tinggi pada titik tertentu dapat meningkatkan kelarutan bahan baku. Penentuan pK untuk mengetahui sifat bahan baku yang mudah terion atau tidak terion, asam atau basa. Kinetika perlu diperhatikan jika bahan baku sedikit agar diketahui ada tidaknya perubahan konsentrasi zat aktif sebagai bahan baku utama. Higroskopisitas, faktor yang berpotensi dalam pengambilan lembab (moisture uptake), dalam hal semakin larut zat semakin kecil tekanan uap air, pula sebagai faktor kinetik dalam hal mengatasi rendahnya kelarutan zat. Kompatibilitas diperhatikan untuk kontak fisik seperti terjadinya kelembapan atau kompatibilitas kimia dengan bahan eksipien dalam memberikan kestabilan. Pencampuran Bahan Aktif dengan bahan baku yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan titik lelehnya, pencapuran ini akan menemui titik leleh optimum jika terjadi pada titik yang stabil atau titik eutetik.
9.       Kadar zat dianggap konstan apabila zat yang ditentukan dengan metode analisa yang spesifik tidak kurang dari 90% dari apa yang disebutkan dalam label, yang disebut sebagai “shelf life” atau t0,9.
10.   Waktu patuh atau t1/2 adalah waktu yang dibutuhkan obat sehingga tersisa separuh dari jumlah awalnya.
11.   Waktu kadaluarsa adalah waktu dimana suatu obat sudah tidak memberikan lagi efek terapi atau bahkan mungkin justru memberikan efek toksik atau batas waktu produsen menjamin kestabilan suatu obat.